Recent Posts

Thursday 28 March 2013

malam ketiga

hmm.
kau pernah berpikir, kemana perginya mimpi?
kemana ia pergi setelah kau terjaga waktu pagi?
hilang?
mengasap?
ah, kurasa tidak.
walaupun tak pernah tahu jawaban,
kurasa baik adanya kalau pertanyaan itu kujawab dengan khayalan.
sedikit saja,
tak akan habis waktumu olehnya.

konon katanya,
mimpi adalah seorang tua.
kerut memang, namun cantik jelita.
hobinya mengembara.
ya, kemana saja.
satu dua kepala, sabit sampai purnama.
orang bilang ia ada untuk memberikan senyum,
setelah itu tawa, lalu bahagia.
namun tidak sedikit yang bicara, sekali dua teriak, 
berdoalah! biar tak dihantui kau kelak.
ah bodoh, kataku.
macam apa orang yang dihantui mimpi sendiri?
o, bukan mimpi nak, seorang tua.

konon katanya,
ia menyukaiku.
iya, orang tua bermuka dua itu.
aku menemuinya tiga malam lalu.
waktu sendu duduk disampingku, dan dingin berdiri dibalik pintu.
mula mula aku diam saja. kemudian aku tertidur dipangkuannya.
entah dari mana orang tua datang, tanpa permisi ia masuk kedalam.
jubahnya begitu saja diletakkan, dan tongkatnya ditaruh dipojok ruangan.
kulitnya pucat pasi, seperti orang mati.
tapi anehnya kurasa, wajahnya jelita, sedikit tak biasa untuk seorang tua.

kau pernah tahu kentalnya darah?
aku juga tidak.
awalnya.
jangan salahkan aku, orang tua itu yang memberitahu.
ia mengambil pisau kecil diatas meja,
gagangnya berwarna merah, biasa kupakai untuk mengupas buah.
ia menggenggam rambutnya yang sudah putih warnanya, 
seolah ingin mengangkat kepala dari tubuhnya saja.
seketika pisau itu diarahkan kelehernya.
lalu ia menggorok lehernya sendiri.
pisaunya kecil.
percobaan pertama tidak berhasil.
sesekali matanya terpejam, lalu mendelik.
tidak sakit katanya, sambil terkikik.
nah, ini dia urat yang terakhir.
dan pemandangan itu segera berakhir.
kepalanya ia letakkan diatas meja, dekat buah.
dan pisauku ditaruh disebelahnya.

ini nak, ada oleh - oleh.
begitu katanya.
ia mengambil jubah dan tongkatnya.
lalu pergi begitu saja.

aku sempat bertanya dalam hati,
nenek?
ah bukan,
nenekku sudah mati.

0 comments:

Post a Comment